skip to main | skip to sidebar

PENDAS BLOG

  • Entries (RSS)
  • Comments (RSS)
  • Home
  • About Us
  • Archives
  • Contact Us

Rabu, 02 Januari 2013

Study Kasus Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus (Tunarungu)

Diposting oleh Michael Donny di Rabu, Januari 02, 2013

STUDY KASUS ( CASE STUDY )
BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SLB-B NEGERI SINGARAJA

Identitas Siswa Sasaran :
a.       Nama                                                : I Komang Mas Arjani
b.      Tempat / Tanggal Lahir         : 5 Oktober 1998
c.       Alamat                                  : Desa Ularan Seririt (berdomisili dipanti asuhan)
d.      Umur                                     : 13 Tahun
e.       Kelas                                     : V SDLB-B
f.       Sekolah                                 : SDLB-B Negeri Singaraja, Jalan Veteran No. 11 Singaraja
g.      Hobby                                   : Menari
h.      Jenis Kebutuhan Khusus      : Tunarungu (Tuli dan Bisu)
i.        Nama orang tua                    :
Ayah : Komang Praman
Ibu    : Komang Ayuni
j.        Pekerjaan Orang Tua            :
Ayah             : Pekerja Bangunan
Ibu    : Ibu Rumah Tangga
k.      Saudara                                 :
Kakak           : 2
Adik             : 1

Jenis kebuthan Khusus yang Dimiliki
            Mas Arjani adalah seorang siswi kelas V SDLB-B Singaraja. Ia adalah putri ketiga dari pasangan Komang Praman dan Komang Ayuni yang beralamat di Desa Ularan – Seririt. Mas Arjani adalah siswi yang sangat periang namun sejak lahir ia memiliki kecacatan yang sering kita kenal dengan istilah tuli dan bisu. Bagi keluarga Mas Arjani tentunya hal seperti merupakan hal yang sangat menyedihkan dimana anak perumpuan ini akan tumbuh dengan kekurang yang dimiliki dan membedakannya dengan orang-orang di sekitarnya. Namun walaupun memilki kekurangan orang tua dari Mas Arjani sendiri sangat tegar dan bersedia menerimanya serta menyayanginya. Keluarga Mas Arjani ingin memberikan segala yang terbaik untuknya termasuk juga memberikan pendidikan formal yang sesuai dengan kekhususannya.
            Untuk memberikan  penddidikan formal bagi Mas Arjani, keluarga berusaha menyekolahkannya di SDLB-B Negeri Singaraja. Di Sekolah Dasar Luar Biasa ini Mas Arjani menerima pendidikan khususnya pada usia 8 tahun. Menurut guru yang pernah menanganinya pada awal pendidikannya Mas Arjani dikenal sebagai sosok yang pemalu namun seiring berjalannya waktu Mas Arjani Bisa beradaptasi dengan lingkungan pendidikan yang ia tempuh saat ini.
     Menurut penuturan guru sekaligus pembimbingnya Mas Arjani merupakan siswi yang mengalami tuli dan bisu sejak lahir atau dapat kita sebut dengan anak dengan kebutuhan khusus Tunarungu.  Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mempunyai keunikan tersendiri dalam jenis dan kararteristiknya, yang membedakan mereka dari anak anak normal pada umumnya. Kebutuhan khusus sangatlah banyak jenisnya dan salah satunya adalah Tunarungu yang dialami oleh mas Arjani ini. Tunarungu adalah sebuah istilah yang merujuk pada kondisi ketidak fungsian organ pendengaran atau telinga seseorang. Anak-nak dalam kondisi ini mengalami hambatan atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada disekitarnya. Tunarungu terdiri atas beberapa tingkatan kemampuan mendengar, yang umum dan khusus. Ada beberapa klasifikasi anak tunarungu, yaitu:
1.    Klasifikasi umum
a)    Tuli (The deaf), yaitu penyandang tunarungu berat dan sangat berat dengan tingkat ketulian di atas 90 dB.
b)   Kurang dengar (Hard of Hearing), yaitu penyandang tunarungu ringan atau sedang, dengan derajat ketulian 20-90 dB.
2.    Klasifikasi Khusus
a)    Tunarungu ringan, yaitu penyandang tunarungu yang mengalami tingkat ketulian 25-45 dB. Yaitu anak yang mengalami ketunarunguan taraf ringan, dimana anak dalam tahap ini mengalami kesulitan untuk merespon suara-suara yang datangnya agak jauh. Pada kondisi yang demikian, seorang anak secara pedagogis sudah memerlukan perhatian khusus dalam belajarnya di sekolah, misalnya dengan menempatkan tempat duduk dibagian depan, dekat dengan guru.
b)   Tunarungu sedang, yaitu penyandang tunarungu yang mengalami tingkat ketulian 46-70 dB. Yaitu anak yang mengalami ketunarunguan taraf sedang, dimana anak dalam tahap ini hanya dapat mengerti percakapan pada jarak 3-5 feet secara berhadapan, tetapi tidak dapat mengikuti diskusi-diskusi di kelas. Untuk anak yang mengalami ketunarunguan taraf ini memerlukan adanya alat bantu dengar (hearing aid, dan memerlukan pembinaan komunikasi, persepsi bunyi dan irama.
c)    Tunarungu berat, yaitu penyandang tunarungu yang mengalami tingkat ketulian 71-90 dB. Dimana anak dalam tahap ini mengalami ketunarunguan taraf berat, hanya dapat merespon bunyi-bunyi dalam jarak yang sangat dekat dan diperkeras. Siswa dengan katagori ini juga memerlukan alat bantu dengar dalam mengikuti pendidikannya di sekolah. Siswa juga sangat memerlukan adanya pembinaan atau latihan-latihan komunikasi dan pengembangan bicaranya.
d)   Tunarungu sangat berat (profound), yaitu penyandang tunarungu yang mengalami tingkat ketulian 90 dB keatas. Pada taraf ini, mungkin seseorang sudah tidak dapat merespon suara sama sekali, tetapi mungkin masih bisa merespon melalui getaran-getaran suara yang ada. Untuk kegiatan pendidikan dan aktivitas lainnya, penyandang tunarungu katagori ini lebih mengandalkan kemampual visual atau penglihatannya.
Anak-anak yang berada dalam kondisi ini memiliki karakteristik yang khas, berbeda dari anak-anak normal pada umumnya. Beberapa karakteristik anak tunarungu, diantaranya adalah:
1.    Segi Fisik
a)    Cara belajarnya kaku dan agak membungkuk. Akibat terjadinya permasalahan pada organ keseimbangan pada telinga, menyebabkan anak-anak tunarungu mengalami kekurang seimbangan dalam aktivitas fisiknya.
b)   Pernapasannya pendek dan tidak teratur. Anak-anak tunarungu tidak pernah mendengarkan suara-suara dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana bersuara atau mengucapkan kata-kata dengan intonasi yang baik, sehingga mereka juga tidak terbiasa mengatur pernapasannya dengan baik, khususnya dalam berbicara.
c)    Cara melihatnya agak beringas. Penglihatan merupakan salah satu indera yang paling dominan bagi anak-anak penyandang tunarungu, dimana sebagian besar pengalamannya di peroleh melalui penglihatan. Oleh karena itu, anak-anak tunarungu juga dikenal dengan anak visual, sehingga cara melihatpun selalu menunjukkan keingintahuan yang besar dan terlihat beringas.
2.    Segi Bahasa
a)    Miskin akan kosa kata.
b)   Sulit mengartikan kata-kata yang mengandung ungkapan atau idiomatic.
c)    Tata bahasanya kurang teratur.
3.    Intelektual
a)    Kemampuan intelektualnya normal. Pada dasarnya anak-anak tunarungu tidak mengalami permasalahan dalam segi intelektual namun akibat keterbatasan dalam berkomunikasi dan berbahasa, perkembangan intelektual menjadi lambat.
b)   Perkembangan akademiknya lamban akibat keterbatasan bahasa. Seiring terjadinya kelambanan dalam perkembangan intelektualnya akibat adanya hambatan dalam berkomunikasi, maka dalam segi akademiknya juga mengalami keterlambatan.
4.    Sosial-emosional
a)    Sering merasa curiga dan berprasangka buruk. Sikap seperti ini terjadi akibat adanya kelainan fungsi pendengarannya. Anak-nak ini tidak dapat memahami apa yang dibicarakan orang lain, sehingga anak-anak tunarungu menjadi mudah merasa curiga.
b)   Sering bersikap agresif  (Suparno, 2007).

Permasalahan yang Dialami
a.      Masalah Pribadi
Masalah pribadi tentunya dialami oleh setiap orang dan termasuk juga Mas Arjani ia terkadang pernah bermasalah dalam pribadi yang sering membuat guru atau orang disekitarnya bingung. Menurut penuturan gurunya sendiri Mas Arjani terkadang sering minder terhadap kekhususan yang dimilikinya namun semua itu telah dimaklumi karena memang itulah permasalah yang sering dialami oleh anak berkebutuhan khusus dan Mas Arjani pun setelah ditanya membenarkan apa yang telah dikatakan oleh gurunya.
b.      Masalah Sosial
Dalam penuturannya ia juga mengalami masalah sosial berupa tidak mempunyai banyak teman. Permasalahan ini timbul bukan karena orang-orang di sekitarnya menjauhinya namun karena ia susah berkomunikasi dengan teman sebayanya khususnya dirumah dan ini yang terkadang membuat dirinya merasa sedih dan kesepian tapi berbeda jika ia berada di sekolah karena sekolahnya memang khusus untuk anak yang berkebutuhan khusus seperti dia, ia bisa berkomunikasi lebih mudah dengan teman sebayanya di sekolah.
c.       Masalah Belajar
Dalam permasalahan belajar tidak jauh beda dengan masalah yang dihadapi oleh teman-teman sekelasnya dimana ia juga mengalami kesulitan belajar dalam penerimaan materi pelajaran. Selain masalah komunikasi permasalahan yang sering ditemukan adalahnya susahnya anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk berkonsentrasi terhadap pelajaran.
d.      Masalah Karier
Ketika ditanya masalah cita - cita entah dia becanda atau tidak ia menjawab dengan polos bahwa ia ingin menjadi Tukang Sapu. Penulispun menggali lebih dalam mengenai keinginannya ini ia beralasan itu dapat menjadi pekerjaannya kelak karena tidak mebutuhkan komunikasi dalam melakukannya. Tentunya permasalahan yang dihadapi oleh adalah mencari pekerjaan yang cocok yang sesuai dengan keterampilan serta kekhususannya.

Bantuan yang Telah Diberikan/Didapatkan Siswa Terkait Masalah yang Dihadapi
a.      Dari Guru
Bantuan yang diberikan oleh guru kepda Mas Arjani adalah berupa bimbingan belajar dan bimbingan karier yan telah di sesuiakan dengan kekhususan yang dimilikinya. Dan gurupun memberikan pengetahuan yang meluas mengenai hidup serta membentuk karakter setiap siswa menjadi karakter yang baik. Guru juga sangat intensif memberikan pengajaran dimana ia bisa fokus pada setiap muridnya, ini dikarenakan dalam pengajaran di kelas Mas Arjani hanya terdapat 8 Orang siswa. Jadi guru kelasnya dapat memberikan perhatian yang mengkhusus untuk setiap siswa yang berda di kelas tersebut dan begitu pula dengan guru-guru lain di sekolah tersebut pasti akan memberikan perhatian ekstra pada muridnya berkaitan dengan kekhususan yang dialami mereka.
b.      Dari Orang Tua
Bantuan yang diberikan oleh Mas Arjani sendiri tidaklah banyak. Namun keluarnya tetap menyesuaikan diri agar Mas Arjani tetap mendapatkan dan maerasakan kasih sayang orang tua. Satu hal yang keluarga bisa lalukan adalah dengan menjemputnya setiap sebulan sekali untuk pulang ke rumah keluarganya di desa ularan. Hal ini dilakukan bukan semata untuk mengatasi kerinduan akan Mas Arjani melainkan dapat memberikan pengertian bahwa keluarganya masih akan tetap menerimanya dan memberikan dukungan penuh untuk usaha menempuh pendidikan.
c.       Dari Dokter
Pemeriksaan akan anak berkebutuhan khusus biasanya dilakukan dokter setiap 6 bulan sekali dimana dalam pemeriksaan tersebut bukan hanya kondisi fisiknya saja yang di perhatikan namun juga mental dan psikisnya serta hal yang lebih menkhusus lagi yaitu kemampuan dengar setiap siswa. Dokter sangat berperan dalam menentukan klasifikasi dari anak anak tunarungu karena untuk setiap jenjang tentunya akan diberikan perawatan yang berbeda. Mas Arjani diklasifikasikan sebagai anak dengan Tunarungu berat dengan hasil pengukuran melebihi 90 dB. Namun dokter yang memeriksanya memberikan komentar bahwa apa yang dialaminya dapat diatasi dengan alat bantu dengar.

d.      Dari Panti Asuhan
Bagi saya apa yang telah dilakukan oleh panti asuhan merupakan sebuah bimbingan yang dapat saya katagorikan sebagai sebuah bantuan bagi anak yang mengalami kekhususan seperti Mas Arjani. Karena menurut penuturannya dipanti ia diajarkan untuk berdisiplin mulai dari disiplin waktu maupun displin akan tugas. Selain itu dipanti asuhan anak-anak yang mempunyai kelebihan atau bakat khusus diberikan waktu dan tempat untuk mengembangkannya seperti olahraga, menari, menjahit, dll. Program yang telah dilasksanakan oleh panti asuhan ini sangatlah membantu para ABK untuk menemukan jadi diri dan kepribadian yang baik serta dapat mengembangkan bakat dan talenta yang dimiliki yang berguna untuk karirnya dimasa depan.

Efektifitas Bantuan atau Bimbingan yang Diberikan Pada ABK
            Bagi penulis apa yang telah diberikan kepada Mas Arjani sudah masuk pada kriteria baik. Dimana hal-hal yang dilakukan selama ini mendukung kemauan dan niat dari si anak sendiri untuk belajar dan mengejar cita-citanya. Dan seefektif mana bantuan tersebut dikembalikan lagi kepada proses palaksanaan atau pemberian bimbingan tersebut karena apa yang kita bahas di atas masih kita simpulkan berupa teori saja yang tentunya diharapkan dalam pelaksanaannya sesuai dengan harapan kita bersama.


Bimbingan yang Menurut Saya Perlu Ditambahkan
            Menurut pendapat saya apa upaya yang telah dilakukan selama ini baik dari pemerintah maupun swasta untuk menangani anak ABK sudah banyak dilakukan. Namun saya melihat yang menjadi masalah sebenarnya bukan karena dia mempunyai masalah atau kekhususan namun karir apa yang cocok untuk mereka kelak. Dari beberapa sumber yang saya baca saya mengetahui tentang Konseling eksistensial. Konseling eksistensial ini berupa sebuah pendekatan khusus yang dilakukan seorang konselor untuk memberikan kemampuan pada ABK memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya. Dimana sebenarnya itulah arti dari sebuah kehidupan dan yang harus dilakukan oleh Mas Arjani selaku anak ABK adalah dituntun menentukan bakat dan minatnya yang bertujuan untuk memperbesar peluangnya berkarir di masa depan.
            Bimbingan atau konseling ini dapat diberikan oleh seorang psikiater atau guru yang menangani Mas Arjani. Semoga dengan sedikit bimbingan ini dapat membuka pemikiran kita bahwa tujuan dari semua pendidikan ini adalah untuk membuat anak ABK diterima dimasyarakat dan memiliki karir tersendiri dalam kehidupannya.















Foto Kegiatan Selama Observasi dan Lampiran
IMG00825-20120502-1004.jpg
Foto 01. Wawancara Dengan Guru Kelas dan Mas Arjani
                          
Sekilas Tentang Guru Kelas Mas Arjani :
a.         Nama               : Ni Wayan Susiani
b.        Alamat             : Jalan Pantai Indah Gg.III
c.         Tanggal Lahir  : 16 Oktober 1969
d.        Diangkat Sebagai Guru tahun 1994
e.         Mengajar di SDLB-B Singaraja bulan Juli 1999







Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Bagikan ke X Berbagi ke Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Sponsored

  • banners
  • banners
  • banners
  • banners

Blog Archive

  • ▼  2013 (10)
    • ▼  Januari (10)
      • Kegiatan Bakti Sosial PGSD 2010
      • Kondisi Belajar Robert Gagne
      • Study Kasus Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus (Tu...
      • Observasi SLB-B Tunarungu Singaraja
      • Nilai Dan Moral Yang Berkaitan Pada Kompetensi Das...
      • Penggunaan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar
      • Perkembangan Vegetatif Buatan Sambung (Enten) Pada...
      • Litosfer, Atmosfer, Dan Hidrosfer
      • Proses Pembuatan Tuak Dari Ental
      • Katolik Dan Selamat

Followers

Translate

Popular Posts

  • Penggunaan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar
    Bab I Pendahuluan 1.1   Latar Belakang Kemajuan teknologi di era sekarang ini berdampak pada banyak hal. Salah satu dampak kemaju...
  • Nilai Dan Moral Yang Berkaitan Pada Kompetensi Dasar Siswa Sekolah Dasar
    NILAI DAN MORAL YANG BERKAITAN PADA KOMPETENSI DASAR SISWA SD NILAI A.       PENGERTIAN NILAI Nilai adalah sesuatu yang berharga,...
  • Observasi SLB-B Tunarungu Singaraja
    BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mempunyai keunikan tersendiri dalam je...
  • Litosfer, Atmosfer, Dan Hidrosfer
    Bab I Pendahuluan 1.1   Latar Belakang Pengetahuan tentang bumi merupakan bagian dari bidang studi IPA di Sekolah Dasar. Oleh kar...
  • Perkembangan Vegetatif Buatan Sambung (Enten) Pada Tumbuhan Adenium
    BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Pada dasarnya setiap mahluk hidup pasti akan melakukan proses perkembangbiakan atau reprod...
  • Kondisi Belajar Robert Gagne
    BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Paradigma pendidikan dari dulu hingga sekarang pada dasarnya tetaplah sama yaitu ingin men...
  • Study Kasus Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus (Tunarungu)
    STUDY KASUS ( CASE STUDY ) BIMBINGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-B NEGERI SINGARAJA Identitas Siswa Sasaran : a.        Nam...
  • Proses Pembuatan Tuak Dari Ental
    LAPORAN STUDI WISATA MENGENAI PROSES PEMBUATAN TUAK Hari Jumat tanggal 30 September 2011 mahasiswa PGSD semester III kelas A mengadak...
  • Kegiatan Bakti Sosial PGSD 2010
  • Katolik Dan Selamat
    “Katolik” dan “Selamat”             Mengapa saya masih katolik? Sebuah pertanyaan yang muncul ketika saya telah mencapai titik kedewa...

About Me

Foto Saya
Michael Donny
Singaraja, Bali, Indonesia
Saya orang yang biasa saja dan ingin punya banyak teman biar bisa banyak ngutang,,,, Hehehehe ^_^
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Blogroll

Blog Archive

  • ▼  2013 (10)
    • ▼  Januari (10)
      • Kegiatan Bakti Sosial PGSD 2010
      • Kondisi Belajar Robert Gagne
      • Study Kasus Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus (Tu...
      • Observasi SLB-B Tunarungu Singaraja
      • Nilai Dan Moral Yang Berkaitan Pada Kompetensi Das...
      • Penggunaan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar
      • Perkembangan Vegetatif Buatan Sambung (Enten) Pada...
      • Litosfer, Atmosfer, Dan Hidrosfer
      • Proses Pembuatan Tuak Dari Ental
      • Katolik Dan Selamat

About

Blogger templates

Blogger news

Cari Blog Ini

 

© 2010 My Web Blog
designed by DT Website Templates | Bloggerized by Agus Ramadhani | Zoomtemplate.com